Cepat Puas Adalah Boomerang



Saat Bang Manager masih SMP dulu mungkin adalah saat terbaik, banyak teknik yang aku pelajari secara otodidak dan aku sangat-sangat syukuri itu. Sebab, hampir semua cara-cara menggambar yang aku gunakan saat ini adalah pengembangan dari cara-cara yang aku temui saat aku masih unyu.. Eehh.. SMP maksudku. Sayangnya, karena aku adalah orang yang cepat puas, aku selalu malas melatih teknik-teknik yang aku temukan sendiri. Akibatnya, sebagian teknik itu nggak bisa aku ulang lagi, padahal itu lebih berharga daripada teknik yang selamat. Yang paling aku sesali adalah kehilangan teknik mengarsir dengan ballpoint, aku sungguh menyesal, sekarang nggak bisa lagi..

Saat SMA pun aku masih belum sadar juga dan menghentikan sifat cepat puasku itu yang akhirnya juga jadi boomerang untuk Novelku. Jika saat ini aku membaca tulisanku saat itu, aku bakal ngerasa nggak percaya bahwa aku yang menulisnya, karena begitu rapi tata bahasa dan penggunaan tanda bacanya yang tepat. Sayangnya aku lebih mirip kutu loncat, saat aku puas dengan cerita pertama, aku lompat membuat cerita lain dan setelahnya lompat lagi membuat cerita yang lebih berbeda, tapi nggak satupun yang selesai karena aku cepat puas. Akibatnya tulisanku nggak punya karakter dan tidak punya komitmen menyelesaikan cerita, tidak bertanggung jawab..

Oleh karena itu, hal sederhana seperti 'cepat puas' yang biasanya dianggap enteng ternyata adalah boomerang tajam yang berbahaya sekali, terutama bagi adik-adik pemula. Jangan cepat puas dan terus latih kemampuanmu. Jika kamu temukan teknikmu sendiri cepat poles sebelum hilang.. SemangArt!

- @BryanRynism

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentar ya?